Penasaran Mengapa Indonesia Akhirnya Beli Mirage 2000-5 Eks  Qatar Bukan SU-35? Ternyata Ini Peneyebabnya

dok net

JAKARTA (SURYA24.COM)-Mirage 2000-5 dan Su-35 adalah dua pesawat tempur yang mengesankan dalam kelasnya. Keduanya memiliki kemampuan tempur yang tinggi dan dianggap sebagai pesawat generasi keempat yang canggih. Dalam artikel ini, kami akan melihat beberapa perbedaan utama antara Mirage 2000-5 dan Su-35.

    Desain dan Performa:

    Mirage 2000-5 adalah pesawat tempur buatan Prancis yang memiliki desain aerodinamis yang elegan. Pesawat ini dilengkapi dengan mesin turbojet tunggal dan memiliki kemampuan manuver yang baik. Mirage 2000-5 telah terbukti menjadi pesawat tempur yang lincah dan responsif dalam pertempuran udara.

Su-35, di sisi lain, adalah pesawat tempur buatan Rusia yang memiliki desain yang tangguh dan kokoh. Ditenagai oleh mesin ganda turbojet, Su-35 menawarkan kecepatan yang tinggi dan kemampuan manuver yang mengesankan. Pesawat ini juga dilengkapi dengan teknologi canggih seperti vektor dorong vektoris yang memungkinkan untuk manuver yang ekstrem dan mengesankan.

 Avionik dan Sensor:

 Mirage 2000-5 dilengkapi dengan sistem avionik yang canggih, termasuk radar multi-mode dan sistem penargetan optik. Pesawat ini juga dilengkapi dengan sistem pertahanan elektronik dan countermeasures untuk melindungi diri dari ancaman musuh.

Su-35 memiliki sistem avionik yang lebih maju, termasuk radar berfase aktif yang mampu melacak banyak target dengan akurasi tinggi. Pesawat ini juga dilengkapi dengan sistem pencitraan elektro-optik yang canggih, sistem navigasi inersia, dan suite avionik yang komprehensif.

Persenjataan:

Mirage 2000-5 dilengkapi dengan berbagai senjata udara-ke-udara dan udara-ke-darat. Ini termasuk rudal jarak pendek dan jarak menengah, serta bom yang dikendalikan secara presisi. Mirage 2000-5 juga dapat membawa pod eksternal untuk misi intelijen dan pengintaian.

Su-35 memiliki kapasitas persenjataan yang lebih besar. Pesawat ini dapat membawa rudal jarak jauh, rudal udara-ke-udara jarak menengah, dan rudal jelajah. Su-35 juga dilengkapi dengan meriam internal dan eksternal serta kemampuan membawa bom dan roket udara-ke-darat.

Dapat dismpulkan kedua pesawat tempur ini memiliki kelebihan dan kemampuan yang luar biasa. Mirage 2000-5 menonjol dengan manuverabilitasnya yang baik dan kemampuan tempurnya yang andal. Su-35, di sisi lain, menampilkan teknologi canggih dan kapasitas persenjataan yang lebih besar.tergantung pada kebutuhan dan strategi pertempuran yang digunakan. Kedua pesawat tempur ini memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing, dan faktor seperti pelatihan pilot, taktik yang digunakan, dan dukungan logistik juga dapat mempengaruhi hasil pertempuran.

 

Penting untuk dicatat bahwa informasi teknis dan performa pesawat tempur ini dapat berubah seiring perkembangan teknologi dan peningkatan dalam sistem senjata. Oleh karena itu, evaluasi yang mendalam dan perbandingan aktual akan memerlukan analisis yang lebih rinci dan data terkini.

Dalam persaingan yang ketat antara Mirage 2000-5 dan Su-35, faktor-faktor seperti kecepatan, manuverabilitas, sistem avionik, dan persenjataan menjadi penentu penting dalam menentukan kemenangan dalam pertempuran udara. Selain itu, kemampuan pilot dalam memanfaatkan kelebihan dan memahami keterbatasan pesawat juga sangat penting.

Kedua pesawat ini mewakili tingkat teknologi yang tinggi dan merupakan produk yang mengesankan dari kemajuan dalam desain pesawat tempur. Mereka menggambarkan evolusi dalam pertempuran udara modern dan terus menjadi komponen penting dalam strategi pertahanan negara-negara yang mengandalkan superioritas udara.

Ini Alasannya  Indomnesia Mirage 2000-5 Bekas Qatar

Seperti diketahui Indonesia membeli 12 Mirage 2000-5 bekas dari Qatar. Nilai pengadaan pesawat jet ini sebesar USD 734.535.100.

 

12 Mirage ini menggantikan pesawat F-5 Tiger yang sudah dipensiunkan. Menurut Kementerian Pertahanan RI, Rencana awal pembelian Sukhoi dari Rusia SU-35 tidak bisa dilakukan karena terkendala dengan ancaman sanksi CAATSA dan OFAC List dari Amerika Serikat.

Negara Paman Sam ini memang tengah garang melarang negara lain membeli senjata dari Rusia. Jika melanggar, AS bisa menjatuhkan sanksi berupa embargo bagi negara yang tak mau menurut.

Sementara itu, TNI AU membutuhkan pesawat tempur yang bisa cepat digunakan. Banyak Alutsista TNI AU berupa pesawat tempur sudah masuk dalam fase habis masa pakainya seperti pesawat F-5 Tiger.

Sementara pesawat Hawk 100/200 juga sudah akan masuk pada fase habis masa pakai. Oleh karena itu dibutuhkan penambahan Alutsista berupa pesawat tempur untuk mengganti pesawat-pesawat yang sudah habis masa pakainya.

3 Rafale Baru Datang 2026

Untuk meningkatkan kemampuan tempur TNI AU Kemhan RI memiliki rencana upgrade dan Overhaul/repair pada pesawat SU-27/30, Hawk 100/200 dan F-16.

 

Namun pelaksanaan Upgrade dan Overhaul/repair pesawat tersebut di atas akan menyebabkan penurunan kesiapan pesawat tempur TNI AU.

Sesuai dengan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan, selain pelaksanaan upgrade dan Overhaul/repair pada pesawat SU-27/30, Hawk 100/200 dan F-16 juga terdapat pembelian Alutsista berupa Pesawat baru seperti pesawat Dassault Rafale dan F-15 Super Eagle.

Namun berdasarkan kontrak, dinyatakan bahwa kedatangan 3 pesawat Rafale pertama baru akan terlaksana pada bulan Januari 2026, sementara itu kontrak pesawat F-15 masih dalam tahap pembahasan Letter of Offer and Acceptance oleh Pemerintah Amerika Serikat (pembelian pesawat F-15 dengan skema FMS (Foreign Military Sales).

Butuh Pesawat yang Bisa Dikirim Cepat

Kemhan RI menyebut pengadaan pesawat Mirage 2000-5 Ex Qatari Air Force karena Indonesia membutuhkan Alutsista pesawat tempur yang bisa cepat dikirim. Hal ini untuk menutupi penurunan kesiapan tempur TNI AU yang disebabkan oleh banyaknya pesawat tempur TNI AU yang habis masa pakainya.

"Direncanakan pesawat akan dikirimkan 24 bulan setelah kontrak efektif dan akan ditempatkan di Skadron Udara 1 Lanud Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat," tulis Biro Humas Kementerian Pertahanan RI,

Selain itu, banyak pesawat yang akan melaksanakan upgrade, overhaul/repair dan masih lamanya delivery pesawat pesanan pengadaan baru. Dengan kondisi keadaan di atas dinilai pembelian pesawat Mirage 2000-5 Ex Qatari Air Force merupakan langkah yang tepat guna memenuhi kesiapan pesawat

Pengadaan (A) MRCA/Mirage 2000-5 beserta dukungannya dilaksanakan berdasarkan surat Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor: R.387/D.8/PD.01.01 /05/2023 tanggal 17 Mei 2023 tentang Perubahan keempat Daftar Rencana Pinjaman Luar Negeri Jangka Menengah (DRPLN-JM) Khusus Tahun 2020-2024 untuk Kementerian Pertahanan dan Surat Menteri Keuangan Nomor: S.786/MK.08/2022 tanggal 20 September 2022 tentang PSP Tahun 2022 untuk (A) MRCA / Mirage 2000-5 (Beserta Dukungannya) sebesar USD 734.535.100.

Adapun pengadaan tersebut dituangkan dalam Kontrak Jual Beli Nomor: TRAK/181/PLN/I/2023/AU, tanggal 31 Januari 2023 dengan nilai kontrak sebesar EUR 733,000,000.00 dengan penyedia Excalibur International a.s., Czech Republic. 

Materiil kontrak tersebut meliputi 12 MIRAGE 2000-5 Ex. Qatar Air Force (9 Single Seat And 3 Double Seat, 14 Engine and T-cell, Technical Publications, GSE, Spare, Test Benches, A/C Delivery, FF & Insurance, Support Service (3 Years), Training Pilot And Technician, Infrastructure, dan Weaponary. Saat ini status kontrak dalam proses efektif kontrak.***